Pengendalian inflasi di Provinsi Banten dalam kondisi ideal. Di mana inflasi Provinsi Banten pada bulan September 2024 (year on year) berada di angka 2,03 persen, masih di rentang 2,5 plus minus 1.
Hal itu diungkap Pj Gubernur Banten Al Muktabar usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang dipimpin Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, M Tito Karnavian.
Rapat berlangsung secara virtual di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang, Senin (28/10/2024).
Dikatakan Al Muktabar, mengutip pernyataan M Tito Karnavian, pengendalian inflasi penting karena Indonesia bukan hanya bangsa konsumen tapi juga bangsa produsen.
"Kalau negara kita sebagai bangsa konsumen, ya senang saja kalau harga murah,” ucapnya.
Di Indonesia, harga murah dan harga tinggi berkonsekuensi. Di mana harga terlalu rendah konsumen senang tapi produsen mengalami kesulitan. Begitu juga sebaliknya.
“Tugas pemerintah menjaga itu. Pemerintah hadir mengendalikan,” jelasnya.
Al Muktabar mengungkapkan, menyongsong hari besar di akhir tahun, Pemprov Banten mulai mempersiapkan diri sebab sudah terjadi gejala-gejala kenaikan harga barang.
Dimulai dari ayam ras, telur, dan minyak goreng mulai ada gejala kenaikan. Kata Al Muktabat, hal itu merupakan peringatan dini untuk mengambil langkah-langkah.
Ia berharap komoditas bahan pokok di Provinsi Banten dapat terjaga dengan baik.
“Provinsi Banten memiliki kawasan-kawasan produksi seperti telur dan daging ayam ras. Saya juga sering berkunjung,” ungkapnya.
Untuk komoditas lain, menurutnya masih dalam kondisi terjaga. Bila terjadi hal sangat ekstrem, pihaknya bisa menggunakan dana Bantuan Tidak Terduga (BTT) Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten.
“Kita mendapatkan insentif dana fiskal dari penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem yang sebagian besar digunakan untuk stok cadangan pangan Provinsi. Menyesuaikan dengan data ideal bagi akses masyarakat yang mencapai 2,5 juta lebih sekitar 300 ton harus ada,” jelas Al Muktabar.
Ia optimis pengendalian inflasi di Provinsi Banten khususnya komoditas pangan dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan data nasional, empat komoditas pada 271 daerah lebih mengalami pergerakan harga. Diantaranya bawang putih, daging ayam ras, telur, dan minyak goreng.
Al Muktabar mengaku intens berkomunikasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk data-data terbaru dalam rangka stabilisasi harga.