Pernahkah kamu merasa uang bulanan cepat sekali habis, padahal siklus barang yang dibeli sama saja? Belanja beras, minyak, sayur, atau makanan cepat saji.
Nah, itu namanya ‘Inflasi’, di mana harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan dalam jangka waktu tertentu dan mengakibatkan nilai mata uang menurun.
Inflasi menjadi tantangan yang paling nyata dirasakan, dan situasi seperti ini membuat masyarakat harus pintar-pintar mengatur keuangan agar bisa memenuhi kebutuhan hidup.
Dampak Inflasi
Dampak yang paling terasa adalah berkurangnya daya beli. Misalnya, uang Rp100.000 yang biasanya cukup untuk membeli semua bahan pokok, kini hanya setengahnya saja.
Jika pendapatan tidak sebanding dengan daya beli, maka kualitas hidup akan menurun karena terpaksa menunda liburan atau tidak berbelanja demi terpenuhinya kebutuhan pokok.
Selain itu, lambat laun tabungan dan investasi akan terpakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Disamping itu, tekanan finansial juga meningkat, hal ini bisa memicu sebagian orang meminjam uang (pinjol) demi menutup biaya hidup.
Dalam jangka panjang, kesenjangan sosial akan sangat terasa karena masyarakat menengah ke bawah lebih rentan terdampak inflasi.
Cara Bertahan di Tengah Inflasi
Masyarakat memang tidak bisa mengendalikan inflasi secara langsung, tetapi ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk bisa bertahan, diantaranya:
Prioritaskan kebutuhan pokok seperti pangan, listrik, dan transportasi. Jika bisa, buat bagan keuangan agar tahu berapa rupiah yang harus dikeluarkan dan apa saja yang harus dibeli dalam sehari.
Meskipun kita sudah kerja di perusahaan, baiknya mencari kerja sampingan seperti driver ojol, membuka usaha kecil, dan sebagainya yang sesuai dengan kemampuan untuk menambah pemasukan.
Pengeluaran bisa ditekan dengan mengurangi penggunaan listrik secara berlebihan. Matikan listrik dan peralatan elektronik jika tidak digunakan.
Biasakan untuk memasak sendiri daripada makan diluar, jangan tergoda membeli barang lucu atau promo, gunakan transportasi umum agar lebih hemat.
Meskipun inflasi, setidaknya sisihkan uang 5% untuk ditabung atau investasi untuk melindungi nilai uang agar tidak tergerus inflasi.
Strategi membeli barang dalam jumlah banyak bisa menekan harga aslinya. Ajak teman atau saudara untuk belanja bareng agar mendapat harga grosir, atau belanja mingguan/bulanan untuk stok di kulkas.
Adaptasi Bersama Inflasi
Inflasi memang menekan daya beli, tetapi bukan berarti masyarakat tidak bisa bertahan.
Kunci utamanya adalah adaptasi, agar kita mampu menyesuaikan gaya hidup dengan kondisi ekonomi yang terus berubah.
(Nadila Alsadila/MGNG)
Sumber: mediakeuangan.kemenkeu.go.id