Delapan belas tahun berjibaku dan mengabdikan diri di dunia literasi, Fitri Suciawati, pegiat literasi di Kampung Kamelangan, Desa Gunung Cupu, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang temukan kendala pembaca pasif/fonetik.
Pembaca pasif ini menurut Fitri hanya sekedar membaca huruf saja, tetapi tidak memahami pesan apa yang disampaikan dan ditulis oleh penulis dan kesulitan dalam menceritakan kembali isi buku yang sudah dibaca.
Untuk mengatasi kendala ini, Fitri menggunakan jurus jitu yakni:
Melalui langkah ini, Fitri menemukan perubahan signifikan terhadap siswanya, dari yang tadinya pembaca pasif menjadi pembaca aktif.
"Fikirannya jadi bergerak, ketika diberi pertanyaan dan membuka nalar kritis mereka bisa menjawabnya sehingga perlu diberi stimulus," ujarnya saat ditemui dalam acara pembukaan Banten Book Fair 2025 di Halaman Perpustakaan Daera (Perpusda) Provinsi Banten, Rabu (14/5/2025).
Diakui Fitri, kegiatan ini mendapatkan respon positif dari siswa dan semua siswanya terlibat aktif. Guru TK, Madrasah sekaligus guru SMA Al-Barka tersebut sudah menggeluti dunia literasi sejak tahun 2007 dimulai dari TBM yang ia dirikan.
Sedikitnya, ada 20 anak yang rutin membaca di TBM yang ia pimpin. Dari kebiasaan itulah, ia tularkan di lingkungan sekolah tempatnya mengajar.
Di tempat yang sama, Gubernur Banten, Andra Soni menjelaskan, literasi bukan sekedar kemampuan membaca dan menulis, tetapi mencakup pemikiran kritis dan memahami informasi secara mendalam.
Literasi adalah fondasi utama dalam menciptakan generasi unggul, berdaya saing dan berkarakter. Melalui perpustakaan (Perpusda Provinsi Banten;-red) inilah salah satu pendorong, penggerak dalam rangka mencapai tujuan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).